Di hamparan pertiwi Kutai Timur yang menyimpan kekayaan alam berlimpah, terukir sebuah potret kehidupan yang sesekali luput dari sorotan, sebuah narasi tentang ketangguhan dan harapan yang tersembunyi di balik keindahan lanskapnya. Kecamatan Teluk Pandan, sebuah wilayah yang diberkahi keindahan geografis yang memukau, namun tak jarang terbungkus kabut keterisolasian yang menghambat kemajuan, menjadi arena perjuangan gigih masyarakatnya yang tak kenal lelah. Di jantung Desa Suka Rahmat, sebuah permukiman di mana denyut nadi kehidupan ekonomi berjuang menembus tirai ketertinggalan yang telah lama membelenggu, sebuah epik baru mulai dituliskan dengan tinta harapan dan kerja keras.
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 tahun 2025, sebuah inisiatif strategis yang digagas dan dipimpin dengan penuh dedikasi oleh Kodim 0909/Kutai Timur, hadir bukan hanya sebagai proyek pembangunan fisik semata, melainkan sebagai sebuah panggilan jiwa yang mendalam, sebuah upaya kolektif untuk merajut kembali benang-benang kesejahteraan yang sempat terputus di wilayah yang terasa seperti tertinggal di garis depan peradaban, sebuah penanda transformasi yang dinanti.
Pemilihan Desa Suka Rahmat sebagai lokus utama pelaksanaan TMMD ke-125 bukanlah sebuah kebetulan semata, melainkan hasil dari kajian mendalam dan kepedulian yang tulus. Ia adalah cerminan dari data yang akurat dan keprihatinan mendalam terhadap kondisi riil masyarakat yang masih bergulat dengan tantangan ekonomi yang berat, sebuah realitas yang membutuhkan intervensi serius. Pemerataan pembangunan, sebuah cita-cita luhur yang terus digaungkan oleh pemerintah dan seluruh elemen bangsa, di sini masih terasa bagaikan fatamorgana di tengah gurun harapan yang luas, sebuah impian yang sulit digapai
Jalanan yang bergelombang dan tak layak dilintasi, serta jembatan penyeberangan yang nyaris menyerah pada usia dan beban, menjadi potret sehari-hari yang menyayat hati dan menguji kesabaran. Akses yang sulit ini bukan hanya menghambat mobilitas warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, tetapi juga secara signifikan meredupkan potensi ekonomi desa yang sesungguhnya sangat besar. Para petani dan pekebun, dengan hasil bumi yang berlimpah ruah namun tak tersalurkan secara efektif ke pasar akibat kendala infrastruktur, harus rela melihat jerih payah mereka terbuang sia-sia, sebuah kerugian yang memilukan.
Jejak Langkah: Ironi Kebutuhan Melawan Risiko
Bayangkanlah sebuah skenario yang menggambarkan ironi kehidupan, di mana satu-satunya jalan menuju kehidupan yang lebih baik, untuk sekadar memenuhi kebutuhan dasar, adalah dengan berjalan di atas ancaman yang nyata. Itulah yang secara konsisten dihadapi oleh warga Desa Suka Rahmat dalam keseharian mereka.
Demi menggerakkan roda perekonomian desa dan memenuhi kebutuhan dasar yang mendesak, mereka terpaksa menggunakan akses jalan darurat lain. Sebuah ironi yang menyayat hati, di mana kebutuhan mendesak dan tanpa alternatif memaksa mereka untuk melangkahi aturan yang ada, berjalan di atas tali tipis yang penuh dengan risiko besar.
“Kami tidak punya pilihan lain, Pak. Kalau tidak lewat sini, bagaimana kami bisa mengangkut hasil kebun yang sudah kami rawat dengan susah payah? Anak-anak sekolah juga terhambat perjalanannya karena jalan yang rusak parah,” ujar Asnawi, warga RT. 08 Desa Suka Rahmat dengan nada pasrah namun penuh harapan, menggambarkan dilema yang mereka hadapi.
Jembatan penyeberangan yang menjadi urat nadi penghubung antar dusun dan akses utama desa, kini lebih mirip kerangka rapuh yang menantang maut setiap kali ada yang mencoba melintasinya. Hanya mampu dilintasi oleh kendaraan roda dua dengan sangat hati-hati, jembatan ini menjadi saksi bisu dari keputusasaan dan perjuangan warga. Setiap kali ada yang melintas, doa dan kecemasan membayang di udara, sebuah pemandangan yang memilukan. Jembatan ini bukan sekadar infrastruktur fisik yang menghubungkan dua titik, ia adalah simbol perjuangan melawan keterisolasian yang mendalam, namun kini ia pun mulai merapuh dimakan usia dan beban, nyaris tak mampu lagi menopang beban kehidupan sehari-hari masyarakat.
Titik Balik Kesejahteraan, Sumber Air Kehidupan
Namun, di tengah segala keterbatasan dan tantangan yang dihadapi, semangat juang masyarakat Desa Suka Rahmat tak pernah padam, justru semakin membara. Dandim 0909/Kutai Timur, selaku Dansatgas TMMD, melihat langsung denyut kehidupan yang masih sangat bergantung pada aliran sungai untuk memenuhi kebutuhan vital sehari-hari, termasuk urusan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) yang merupakan kebutuhan dasar manusia. Kondisi ini tak hanya menimbulkan ketidaknyamanan yang luar biasa, tetapi juga menjadi ancaman laten bagi kesehatan masyarakat, membuka peluang penyebaran penyakit. Keluhan warga yang memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari ini, menjadi pemicu utama dan motivasi kuat untuk mewujudkan program yang menyentuh akar permasalahan secara langsung: program TMAB (TNI Manunggal Air Bersih) yang sangat dibutuhkan.
Ini bukan sekadar penggalian tanah secara fisik, melainkan penanaman harapan baru yang akan mengubah nasib masyarakat. Sumur bor ini diharapkan akan menjadi sumber kehidupan yang bersih dan sehat, sebuah terobosan revolusioner yang akan mengangkat derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan, dan mengembalikan senyum optimisme di wajah mereka yang sempat meredup.
Air bersih, sebuah anugerah yang seringkali kita anggap remeh dalam kehidupan perkotaan, di Desa Suka Rahmat akan menjadi simbol kebangkitan, sebuah pengubah wajah kehidupan yang fundamental. Akses air bersih yang memadai dan terjamin kualitasnya akan membebaskan warga dari ketergantungan pada sungai yang rentan terhadap kontaminasi, sekaligus membuka jalan bagi peningkatan kualitas hidup yang jauh lebih baik.
Rumah Layak Huni: Menghadirkan Martabat, Mengukir Senyum di Ujung Senja
Lebih dari sekadar membuka akses jalan yang memadai dan menyediakan sumber air bersih yang vital, TMMD ke-125 juga menyentuh aspek yang paling fundamental dari kemanusiaan: penyediaan tempat tinggal yang layak dan aman. Program pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menjadi bukti nyata kepedulian TNI yang mendalam terhadap kesejahteraan warganya, sebuah wujud nyata dari kemanunggalan TNI dengan rakyat. Di Desa Suka Rahmat, ada banyak keluarga yang rumahnya telah usang dimakan usia dan kondisi alam, tak lagi mampu memberikan perlindungan yang layak dari terpaan cuaca yang ekstrem, apalagi dilengkapi dengan fasilitas MCK yang memadai untuk menunjang kesehatan dan kenyamanan.
Bayangkanlah, di senja kehidupan mereka yang penuh dengan perjuangan, sebuah rumah baru berdiri kokoh, hangat, dan bersih, sebuah tempat berlindung yang layak dan membanggakan. Ini bukan sekadar bangunan fisik yang menggantikan yang lama, ini adalah istana kecil yang akan memberikan rasa aman, kenyamanan, dan martabat yang semestinya bagi penghuninya. Senyum bahagia yang terpancar dari wajah para penerima RTLH, sebuah ekspresi syukur yang tulus, akan menjadi lukisan terindah dari keberhasilan program TMMD ini, sebuah pengingat abadi bahwa setiap insan berhak memiliki tempat berlindung yang layak dan membanggakan.
Ketahanan Pangan dan Hijaukan Bumi: Investasi Jangka Panjang untuk Negeri
Tak berhenti di situ, Kodim 0909/Kutai Timur juga membidik masa depan yang lebih cerah dengan program Ketahanan Pangan yang akan dikembangkan seluas 2 hektare. Ini adalah langkah strategis yang sangat penting untuk memastikan ketersediaan pangan lokal yang berkelanjutan, memberdayakan masyarakat dengan keterampilan bertani yang modern, dan menciptakan kemandirian ekonomi yang kuat dan berkesinambungan.
Di samping itu, program penghijauan melalui penanaman 250 pohon keras dan pohon buah, menjadi investasi jangka panjang yang sangat berharga untuk kelestarian lingkungan dan peningkatan kualitas udara yang lebih baik. Pohon-pohon ini bukan hanya akan memberikan keteduhan dan keindahan alam, tetapi juga akan menghasilkan buah manis yang akan dinikmati oleh generasi mendatang, sebuah warisan hijau yang berharga untuk anak cucu bangsa.
Sentuhan Non-Fisik: Memperkuat Jiwa, Menyatukan Bangsa
Di samping ragam program fisik yang monumental dan menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, TMMD ke-125 juga membekali masyarakat dengan program non-fisik yang tak kalah pentingnya untuk kemajuan dan kesejahteraan jangka panjang. Melalui berbagai penyuluhan yang diselenggarakan dengan penuh semangat oleh para personel TNI dan lintas sektor terkait, Kodim 0909/Kutai Timur berupaya memperkuat ketahanan nasional di berbagai aspek dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang luhur.
Edukasi tentang kesehatan dasar, praktik pertanian modern yang efisien, pemahaman hukum dasar yang relevan, hingga peningkatan kesadaran bela negara, menjadi bekal penting bagi masyarakat agar mereka dapat beradaptasi dengan dinamika perubahan yang cepat dan berkontribusi positif bagi pembangunan daerahnya. Program-program ini adalah pupuk yang menyuburkan jiwa, menumbuhkan kesadaran akan hak dan kewajiban, kemandirian dalam berusaha, dan semangat gotong royong yang menjadi perekat bangsa yang tak ternilai.
Kemanunggalan TNI-Rakyat: Fondasi Kokoh Perubahan yang Hakiki
Keberhasilan TMMD ke-125 di Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, sejatinya merupakan buah dari sinergi dan kolaborasi yang apik antara berbagai elemen bangsa. Peran serta aktif seluruh komponen lintas sektoral, mulai dari pemerintah daerah yang memberikan dukungan penuh dan sumber daya yang memadai, tokoh masyarakat yang menjadi jembatan komunikasi yang efektif, hingga relawan-relawan lokal yang tak kenal lelah dan senantiasa bersemangat, menjadi bahan bakar yang menggerakkan roda pembangunan ini dengan lancar. Namun, yang paling fundamental dan menjadi pondasi kokoh dari seluruh rangkaian kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan ini adalah terciptanya Kemanunggalan TNI-Rakyat yang sesungguhnya.
Ini adalah sebuah ikatan batin yang kuat dan tak tergoyahkan, di mana TNI bukan lagi sekadar aparat pelaksana pembangunan yang terpisah dari masyarakat, melainkan telah menjelma menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut nadi kehidupan masyarakat itu sendiri. Kebersamaan dalam keringat yang membasahi bumi saat bekerja bersama, dalam tawa yang menggema di udara saat berbagi suka cita, dan dalam perjuangan bersama untuk mencapai tujuan mulia, telah merajut sebuah jembatan yang jauh lebih kokoh dari beton sekalipun: sebuah jembatan kepercayaan yang dalam, kemitraan yang erat, dan rasa saling memiliki yang mendalam.
Melalui gelaran TMMD ke-125 ini, harapan besar kini terbentang di Kecamatan Teluk Pandan, sebuah visi masa depan yang lebih baik mulai terwujud. Jembatan asa kini mulai terentang lebar, menghubungkan harapan dengan kenyataan, jalan kehidupan yang sebelumnya terjal dan penuh rintangan kini mulai terbuka lebar, memberikan akses yang lebih mudah, dan senyum optimisme yang sempat meredup kini kembali menghiasi wajah-wajah masyarakat Desa Suka Rahmat, sebuah simbol kebangkitan.
Ini adalah kisah tentang bagaimana TNI, dengan segala kerendahan hati yang tulus, ketulusan yang mendalam, dan dedikasi tanpa batas yang tak pernah surut, hadir untuk merajut kembali benang-benang kemajuan, membawa perubahan nyata di ujung negeri, membuktikan bahwa pembangunan sejati lahir dari hati yang tulus dan tangan-tangan yang bekerja bersama dalam harmoni, demi satu tujuan mulia yang sama: Indonesia yang lebih baik dan sejahtera untuk seluruh rakyatnya.(Wr).