Balikpapan — Setelah resmi berdiri, Yayasan Abdi Suaka Pati Lembuswana atau yang dikenal juga dengan nama Yayasan Abisoka, langsung menyiapkan sejumlah program strategis jangka pendek, menengah, hingga panjang. Fokus utamanya adalah melestarikan budaya Kutai dan mendekatkannya kembali kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
Ketua yayasan, H M. Marwan menyatakan, Pihak yayasan juga akan menjalin sinergi dengan Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata, dan institusi pendidikan untuk mengintegrasikan budaya Kutai dalam kurikulum lokal. Harapannya, pemahaman budaya lokal bisa tumbuh sejak dini.
“Kita akan segera menyusun rencana jangka pendek, menengah, dan panjang, dengan berkolaborasi dengan pemerintah,” jelas Marwan.
Untuk jangka menengah, yayasan menargetkan kolaborasi dengan pemerintah kota, perusahaan swasta, hingga BUMN untuk mengadakan berbagai pagelaran budaya—termasuk kemungkinan diadakannya erau budaya khas Kutai secara rutin di Balikpapan.
Ke depannya, yayasan juga ingin agar pintu-pintu masuk kota, seperti Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman dan pelabuhan, bisa menampilkan unsur budaya Kutai sebagai identitas kota.
“Kita ingin Balikpapan dikenal tidak hanya karena keberagamannya, tapi juga karena kuatnya akar budaya asalnya,” tutupnya.