Kesenjangan Digital Masih Membayangi Wilayah 3T Sekitar IKN
Mediadayak.co.id, Balikpapan – Di tengah pesatnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota pintar masa depan, wilayah-wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di sekitar IKN, khususnya di Kalimantan Timur, masih menghadapi tantangan serius berupa kesenjangan akses digital.
Keterbatasan infrastruktur jaringan internet di wilayah ini dinilai menghambat akses masyarakat terhadap layanan esensial seperti kesehatan, pendidikan, dan informasi peluang ekonomi. Ketimpangan ini mencerminkan ironi di tengah kemajuan teknologi yang sedang dikejar di jantung ibu kota baru Indonesia.
“Bagaimana kita bisa bicara tentang IKN sebagai smart city jika saudara-saudara kita di sekitarnya masih kesulitan mendapatkan sinyal untuk sekadar berkomunikasi atau mengakses informasi dasar?” ujar salah satu peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas LAN RI Angkatan II Tahun 2025.
Kondisi blankspot atau konektivitas internet yang belum merata disebut berdampak langsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam hal layanan kesehatan jarak jauh, akses informasi imunisasi, serta pendidikan daring. Hal ini turut memperbesar ketimpangan sosial dan menghambat pembangunan berkelanjutan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur, Muhammad Faisal, mengungkapkan bahwa Pemprov Kaltim telah menyiapkan anggaran untuk membangun jaringan internet di 841 desa sebagai langkah konkrit mengatasi kesenjangan digital.
Program ini sejalan dengan inisiatif Gubernur Kalimantan Timur bertajuk “Gratispol” yang bertujuan menghapus ketimpangan layanan publik, termasuk akses internet. Faisal menegaskan bahwa pemerataan akses digital menjadi prioritas dalam mendukung transformasi digital di seluruh wilayah, bukan hanya di pusat IKN.
Sementara itu, menurut penelitian Khansa Amani dan Fatma Ulfatun Najicha (2024), nilai-nilai Pancasila dapat menjadi landasan strategis dalam mengatasi kesenjangan digital melalui prinsip keadilan sosial dan pemerataan teknologi. Peneliti Irawan (2024) juga menyatakan bahwa kolaborasi berbasis nilai gotong royong dapat meningkatkan rasa memiliki masyarakat terhadap pembangunan digital.
Langkah-langkah strategis yang dibutuhkan meliputi pembangunan infrastruktur internet di desa, pelatihan literasi digital, serta kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dengan komitmen jangka panjang dan kerja sama lintas sektor, diharapkan kesenjangan digital di wilayah 3T sekitar IKN dapat segera diatasi.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur optimis bahwa pembangunan IKN sebagai episentrum kemajuan digital Indonesia harus diiringi dengan pemerataan akses teknologi di seluruh wilayah sekitarnya.
“Ini bukan hanya soal membangun menara sinyal, tapi membangun jembatan keadilan, persatuan, dan kesejahteraan melalui teknologi,” tutup Faisal.