Balikpapan – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menegaskan komitmennya sebagai garda terdepan dalam penanganan kedaruratan, baik akibat bencana alam maupun kecelakaan transportasi darat, laut, dan udara. Hal ini sejalan dengan amanah undang-undang yang menempatkan Basarnas sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam penyelamatan jiwa.
“Kalau dalam siklus kebencanaan, BNPB berperan dalam penanganan menyeluruh. Basarnas fokus di fase tanggap darurat. Selain itu, kami juga bertanggung jawab penuh terhadap kedaruratan transportasi dan aktivitas masyarakat, termasuk di tempat wisata atau kegiatan rekreasi,” ujar Kepala Basarnas RI, Marsekal Madya TNI Syafii.
Ia mencontohkan kasus kedaruratan yang menimpa seorang warga negara asing saat melakukan pendakian di Gunung Rinjani beberapa waktu lalu. Situasi semacam itu, menurutnya, menjadi bagian dari tugas pokok Basarnas dalam upaya penyelamatan.
Untuk mendukung kinerja, Basarnas menyesuaikan sarana dan prasarana sesuai potensi kedaruratan di suatu wilayah. “Kalau wilayah lebih dominan perairan, tentu peralatan laut yang kami sebar lebih banyak. Sebaliknya, untuk daerah pegunungan atau ketinggian, peralatan High Angle Rescue akan lebih kami prioritaskan,” jelasnya.
Menurutnya, pola penempatan sarana-prasarana tersebut merupakan langkah strategis agar Basarnas selalu siaga dan responsif terhadap potensi kedaruratan di seluruh Indonesia.